Kamis, 19 April 2012

Gagasan Sistem Perparkiran Sederhana di Gunadarma


Pendahuluan
Mahasiswa gunadarma menggunakan berbagai macam kendaraan untuk sampai ke kampus. Ada yang menggunakan angkutan umum, ada yang menggunakan sepeda motor, ada yang menggunakan mobil dan ada pula yang menggunakan sepeda. Setiap mahasiswa bebas menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Sistem perparkiran gunadarma  bersifat menampung semua kendaraan didalam kampus. Sebagai angkatan 2010, kami merasakan bahwa parkiran gunadarma sudah sangat penuh, untuk parkiran di kampus e meskipun sudah dibuat parkiran bertingkat, namun seiring makin banyaknya mahasiswa gunadarma sering sekali parkiran menjadi sangat meluber hingga ke dekat parkiran mobil, bahkan hingga sampai ke depan toilet. Untuk kampus D dan G bahkan H yang baru dibangun juga mengalami hal yang serupa. Selain itu sistem keamanan parkir yang kurang baik juga menimbulkan kerawanan untuk para pengendara motor. Pernah saya mendengar ada beberapa motor yang hilang saat diparkir di gunadarma. Tentunya ini sangat mengkhawatirkan, bagaimana parkiran gunadarma di tahun 2020?
Gagasan
Beberapa gagasan kami coba bangun dari masalah ini. Beberapa gagasan tersebut mungkin agak sulit dilakukan, namun kami coba mengutarakannya.
Di Indonesia yang merupakan negara demokrasi, kebebasan untuk mengatur pemanfaatan lahan di atur dalam undang-undang. Setiap orang yang memiliki lahan bebas untuk menggunakan atau menyewakan lahannya. Untuk didaerah Jabodetabek dikenal beberapa perusahaan parkir yang menyediakan jasa pengelolaan parkir, diantaranya Secure Parking dan Sun Parking. Untuk Gunadarma ada dua pilihan untuk mengelola lahan parkir, bisa menggunakan jasa perusahaan swasta seperti diatas, atau bisa juga mengelola sendiri. Untuk sekedar info, untuk lahan 1000m persegi, perusahaan parkir swasta berani menyewa sebesar 40 juta. Tapi disini kami asumsikan Gunadarma ingin mengelola lahan parkir secara swadaya.
Dalam membangun sistem parkir ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
-Biaya
-Teknologi
-Luas Lahan
Segi biaya sangat tergantung dengan teknologi yang digunakan. Ada beberapa sistem pengenalan dalam perparkiran, antara lain :
1. Karcis
Saat kendaraan masuk, operator menginput nomor polisi kendaraan, lalu sistem komputer akan mencetak tiket/karcis berisi informasi nomor polisi, hari dan jam masuk, mungkin juga ditambahkan dengan nama operator yang bertugas. Dan saat kendaraan keluar, pengemudi akan memberikan karcis itu kembali yang kemudian di-input oleh petugas. Hal terpenting yang harus dilakukan petugas adalah menyamakan nomor polisi yang tertera di karcis dan yang terdapat dalam plat kendaraan. Selanjutnya komputer akan menghitung biaya parkir. Keuntungannya adalah, biaya yang dikeluarkan untuk membuat karcis relatif murah, dan sedangkan kelemahannya diantaranya pemalsuan karcis sangat mudah dilakukan, dan kertas lebih mudah rusak/hilang, dan jika karcis berada di tangan kriminal makan dengan mudahnya ia mencari dan menemukan kendaraan korban karena nomor polisinya tertera di dalam karcis.
2. Kartu barcode
Pada media kartu barcode di cetak permanen dari pabrik sehingga tidak dapat di ubah lagi hal ini akan membuat data barcode tidak berupa nomor polisi, melainkan data akan berupa key code yang mengandung informasi kendaraan yang nantinya akan tersimpan dengan database. Kelemahannya adalah karena kartu ini selalu digunakan berulang-ulang dan barcode tertera didalam kartu, otomatis barcode yang ada alama kelamaan akan menjadi pudar lalu menjadi tidak terbaca.
3. Kartu magnetic
Kartu magnetik atau yang sering anda lihat di dalam kartu atm memiliki pita magnetik. Keuntungannya adalah kartu magnetic lebih tahan cuaca dibandingkan kartu barcode yang tintanya dapat pudar. Pada kartu magnetic juga dapat dilakukan penulisan ulang data dan modifikasi data sehingga anda dapat mempertinggi tingkat keamanan karena enkripsi kode yang berbeda-beda.
4. Rfid/smart card
Berupa kartu yang memiliki chip didalam kartu atau komponen ic (integrated circuit). Didalam penggunaannya di dalam sistem parkir, kartu tidak bersentuhan dengan gardu, melainkan terbacar secara otomatis melalui pemancar radio yang dipancarkan dalam Chip dan diterima oleh gate. Jika data cocok maka gate akan terbuka dengan sendirinya. Diperlukan pengisian pulsa/credit untuk membayar biaya parkir. Karena dengan menggunakan gate rfid maka pengguna tidak lagi menggunakan sistem manual.
Untuk yang nomor satu biaya akan jauh lebih murah, namun segala konsekuensi telah dijabarkan diatas. Untuk pembuatan sistem perparkiran sederhana dibutuhkan beberapa perangkat antara lain :

-          Komputer dan server
-          Printer struk
-          Palang pintu otomatis (tidak mutlak, tergantung sistem & biaya)
-          CCTV (untuk tambahan keamanan)
-          Proximity Card + Reader / atau boleh juga pake kartu barcode (Ini dipakai kalau tidak pakai struk...)
Untuk gambarannya sebagai berikut :


 Sedangkan untuk flowchart alur keluar dan masuknya sebagai berikut:














Selain mempersiapkan sistem perparkiran, perlu juga dipikirkan untuk mengurangi jumlah kendaraan bermotor yang masuk, misalnya dengan membuat sistem kuota, jika sudah melebihi kapasitas motor/ mobil tidak diperbolehkan masuk sehingga dapat mencari tempat parkir lain di luar kampus. Kegiatan bersepeda juga bisa digalakkan, misalnya dengan memberikan sepeda pada mahasiswa gunadarma pada saat pendaftaran, sehingga mahasiswa yang rumah/kostnya dekat dapat menggunakan sepeda yang selain sehat juga dapat mengurangi parkir. Parkir sepeda juga seharusnya segera dibuat.  
Sistem pembayaran parkir juga dipertimbangkan semurah mungkin sehingga tidak memberatkan mahasiswa, misalnya satu hari Rp. 1000. Selain parkir semakin aman, hasil dari parkir juga dapat menambah kesejahteraan karyawan gunadarma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar