Pendahuluan
Mahasiswa gunadarma menggunakan berbagai
macam kendaraan untuk sampai ke kampus. Ada yang menggunakan angkutan umum, ada
yang menggunakan sepeda motor, ada yang menggunakan mobil dan ada pula yang
menggunakan sepeda. Setiap mahasiswa bebas menggunakan kendaraan pribadi maupun
kendaraan umum. Sistem perparkiran gunadarma
bersifat menampung semua kendaraan didalam kampus. Sebagai angkatan
2010, kami merasakan bahwa parkiran gunadarma sudah sangat penuh, untuk
parkiran di kampus e meskipun sudah dibuat parkiran bertingkat, namun seiring
makin banyaknya mahasiswa gunadarma sering sekali parkiran menjadi sangat
meluber hingga ke dekat parkiran mobil, bahkan hingga sampai ke depan toilet. Untuk
kampus D dan G bahkan H yang baru dibangun juga mengalami hal yang serupa. Selain
itu sistem keamanan parkir yang kurang baik juga menimbulkan kerawanan untuk
para pengendara motor. Pernah saya mendengar ada beberapa motor yang hilang
saat diparkir di gunadarma. Tentunya ini sangat mengkhawatirkan, bagaimana
parkiran gunadarma di tahun 2020?
Gagasan
Beberapa
gagasan kami coba bangun dari masalah ini. Beberapa gagasan tersebut mungkin
agak sulit dilakukan, namun kami coba mengutarakannya.
Di
Indonesia yang merupakan negara demokrasi, kebebasan untuk mengatur pemanfaatan
lahan di atur dalam undang-undang. Setiap orang yang memiliki lahan bebas untuk
menggunakan atau menyewakan lahannya. Untuk didaerah Jabodetabek dikenal
beberapa perusahaan parkir yang menyediakan jasa pengelolaan parkir,
diantaranya Secure Parking dan Sun Parking. Untuk Gunadarma ada dua pilihan
untuk mengelola lahan parkir, bisa menggunakan jasa perusahaan swasta seperti
diatas, atau bisa juga mengelola sendiri. Untuk sekedar info, untuk lahan 1000m
persegi, perusahaan parkir swasta berani menyewa sebesar 40 juta. Tapi disini
kami asumsikan Gunadarma ingin mengelola lahan parkir secara swadaya.
Dalam
membangun sistem parkir ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
-Biaya
-Teknologi
-Luas
Lahan
Segi
biaya sangat tergantung dengan teknologi yang digunakan. Ada beberapa sistem
pengenalan dalam perparkiran, antara lain :
1. Karcis
Saat
kendaraan masuk, operator menginput nomor polisi kendaraan, lalu sistem
komputer akan mencetak tiket/karcis berisi informasi nomor polisi, hari dan jam
masuk, mungkin juga ditambahkan dengan nama operator yang bertugas. Dan saat
kendaraan keluar, pengemudi akan memberikan karcis itu kembali yang kemudian
di-input oleh petugas. Hal terpenting yang harus dilakukan petugas adalah
menyamakan nomor polisi yang tertera di karcis dan yang terdapat dalam plat
kendaraan. Selanjutnya komputer akan menghitung biaya parkir. Keuntungannya
adalah, biaya yang dikeluarkan untuk membuat karcis relatif murah, dan
sedangkan kelemahannya diantaranya pemalsuan karcis sangat mudah dilakukan, dan
kertas lebih mudah rusak/hilang, dan jika karcis berada di tangan kriminal
makan dengan mudahnya ia mencari dan menemukan kendaraan korban karena nomor
polisinya tertera di dalam karcis.
2. Kartu barcode
Pada
media kartu barcode di cetak permanen dari pabrik sehingga tidak dapat di ubah
lagi hal ini akan membuat data barcode tidak berupa nomor polisi, melainkan
data akan berupa key code yang mengandung informasi kendaraan yang nantinya
akan tersimpan dengan database. Kelemahannya adalah karena kartu ini selalu
digunakan berulang-ulang dan barcode tertera didalam kartu, otomatis barcode
yang ada alama kelamaan akan menjadi pudar lalu menjadi tidak terbaca.
3.
Kartu
magnetic
Kartu
magnetik atau yang sering anda lihat di dalam kartu atm memiliki pita magnetik.
Keuntungannya adalah kartu magnetic lebih tahan cuaca dibandingkan kartu
barcode yang tintanya dapat pudar. Pada kartu magnetic juga dapat dilakukan
penulisan ulang data dan modifikasi data sehingga anda dapat mempertinggi
tingkat keamanan karena enkripsi kode yang berbeda-beda.
4.
Rfid/smart
card
Berupa
kartu yang memiliki chip didalam kartu atau komponen ic (integrated circuit).
Didalam penggunaannya di dalam sistem parkir, kartu tidak bersentuhan dengan
gardu, melainkan terbacar secara otomatis melalui pemancar radio yang
dipancarkan dalam Chip dan diterima oleh gate. Jika data cocok maka gate akan
terbuka dengan sendirinya. Diperlukan pengisian pulsa/credit untuk membayar
biaya parkir. Karena dengan menggunakan gate rfid maka pengguna tidak lagi
menggunakan sistem manual.
Untuk
yang nomor satu biaya akan jauh lebih murah, namun segala konsekuensi telah
dijabarkan diatas. Untuk pembuatan sistem perparkiran sederhana dibutuhkan
beberapa perangkat antara lain :
-
Komputer dan
server
-
Printer
struk
-
Palang pintu
otomatis (tidak mutlak, tergantung sistem & biaya)
-
CCTV (untuk
tambahan keamanan)
-
Proximity
Card + Reader / atau boleh juga pake kartu barcode (Ini dipakai kalau tidak
pakai struk...)
Untuk gambarannya sebagai berikut
:
Sedangkan
untuk flowchart alur keluar dan masuknya sebagai berikut:
Selain
mempersiapkan sistem perparkiran, perlu juga dipikirkan untuk mengurangi jumlah
kendaraan bermotor yang masuk, misalnya dengan membuat sistem kuota, jika sudah
melebihi kapasitas motor/ mobil tidak diperbolehkan masuk sehingga dapat
mencari tempat parkir lain di luar kampus. Kegiatan bersepeda juga bisa
digalakkan, misalnya dengan memberikan sepeda pada mahasiswa gunadarma pada
saat pendaftaran, sehingga mahasiswa yang rumah/kostnya dekat dapat menggunakan
sepeda yang selain sehat juga dapat mengurangi parkir. Parkir sepeda juga
seharusnya segera dibuat.
Sistem
pembayaran parkir juga dipertimbangkan semurah mungkin sehingga tidak
memberatkan mahasiswa, misalnya satu hari Rp. 1000. Selain parkir semakin aman,
hasil dari parkir juga dapat menambah kesejahteraan karyawan gunadarma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar